Deep Condolence For Air Asia

     Dunia penerbangan Indonesia kembali berduka. Berita hilang kontaknya pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ8501 itu menambah daftar panjang kecelakaan pesawat yang terjadi di Indonesia, dan juga di dunia. Postingan kali ini saya dedikasikan bagi keluarga dan kerabat awak pesawat yang sedang bertugas, juga sebagai bahan renungan pagi para penumpang.

     Sebagai awak kabin, saya ditraining khusus untuk menanggulangi beberapa jenis keadaan bahaya. Kami ditraining untuk menjadi bidan dalam menghadapi proses melahirkan normal di pesawat. Kami dilatih penjadi fire fighter saat ada konsleting oven atau ada penumpang iseng yang merokok di toilet sehingga menyebabkan kebakaran. Kami diajarkan memberi bantuan CPR, menghandle penumpang yang mabuk udara, atau bahkan sekedar meredakan sakit telinga penumpang akibat flu. Kamu juga belajar otodidak untuk berakting! Pandai-pandai menyembunyikan rasa takut saat pesawat terguncang parah karena masuk cuaca buruk. Dan yang paling penting, kami diajarkan cara mengevakuasi penumpang dalam 90 detik! Berapapun jumlah penumpang, berapapun jumlah pintu yang bisa dibuka, kami harus bisa mengeluarkan penumpang lebih dulu dalam 90 detik. Ntah 90 detik berikutnya kami masih terjebak di pesawat dan tidak  bisa menyelamatkan diri kami sendiri, kami harus pasrah. Kami dibayar mahal memang untuk konsekuensi itu. Bisa di bilang, di awal kami tanda tangan kontrak sebagai air crew kami sudah menanda-tangani surat kematian kami. Karena yang namanya musibah, bisa terjadi pada kami kapan saja.
      Saya mendengar berita hilangnya kontak pesawat Air Asia dengan ATC saat saya mendarat di Surabaya. Tanggal 28 Desember pagi saya memang menjalankan schedule Surabaya tampar, alias dengan rute sebagai berikut : Jakarta - Surabaya - Jakarta - Surabaya - Jakarta. Saat mendarat di Surabaya untuk kedua kalinya, saya kaget mendengar berita itu. Bayangan tentang pesawat Malaysia Air MH370 yang entah bagaimana kabarnya hingga sekarang membayangi saya. Apakah Air Asia mengalami hal serupa? Namun setelah berbincang dengan suami, saya mendapat setidaknya dua kemungkinan yang diperkirakan oleh suami saya. Kemungkinan pertama : pesawat tersebut masuk cuaca buruk dan tidak bisa menghindar dari awan komolunimbus yang terkenal berbahaya. Pesawat stall dan kehilangan kendali, perkiraan jatuh di perairan selat Karimata. Kemungkinan kedua : terjadi konsleting sehingga menyebabkan pesawat meledak di udara tanpa sempat mengirimkan sinyal darurat.
      Pesawat yang digunakan Air Asia adalah Airbus A320 yang beberapa hari belakangan ini perusahaan saya gunakan juga untuk penerbangan ke Surabaya. Tanggal 8 Desember kemarin saya resmi memegang rating pesawat tersebut dan sekarang bisa terbang di boeing dan juga airbus. Jadi sedikit banyak saya tahu tentang emergency equipment yang di instal di pesawat tersebut. Yang menjadi pertanyaan saya, mengapa setelah dua hari pencarian tidak mendapat titik terang? Maksud saya, di pesawat ada ELT (emergency locater transmitter) yang fungsinya memancarkan sinyal darurat sesuai frekuensinya. Kalau benar ternyata QZ8501 terkena cuaca buruk bukannya ELT seharusnya memancarkan sinyal darurat saat mendapat hentakan sebesar 3G? Dan kalau benar pesawat tersebut jatuh di perairan, bukankah seharusnya ELT tersebut juga aktif saat terkena air?
      Begitu banyak pertanyaan yang membantah perkiraan saya. Namun satu yang menjadi pertanyaan paling penting bagi saya : apakah mereka selamat?
       Itulah yang menjadi doa saya dua hari belakangan ini. Semoga awak pesawat dan penumpang bisa kembali dengan utuh dan selamat, menceritakan pengalaman menegangkan mereka dan menjelaskan betapa cekatan para awak pesawat melakukan tindakan penyelamatan.
      Semoga para keluarga dan kerabat tidak pernah berhenti memberikan doa terbaiknya, semoga pemerintah tidak lelah mengerahkan usaha pencarian terbaik mereka, semoga negara sahabat juga tidak ragu memberi bantuan mereka. Dan sekali lagi saya katakan untuk para awak pesawat yang bertugas dan penumpang di dalamnya...
      'Please come back home safely. We all waiting for you. Safe flight then...'

Komentar

Onomuji mengatakan…
Udah ketemu Mbok. Semoga masih ada yang selamat ya.
Mbok, salam kenal ya... Salam sama kang mas-mu...!
Ananda mengatakan…
ini menjadi sebuah pelajaran buat kita semua,.. T_T
Unknown mengatakan…
Berarti mbak flight brg sy dong?tanggal 29 desember?
Unknown mengatakan…
Berarti mbak flight brg sy dong?tanggal 29 desember?

Postingan Populer