REVIEW : SOEKARNO



                Lagi-lagi sebuah film yang menggugah jiwa kebangsaan muncul. Dengan membawa nama besar Presiden RI pertama sebagai judul, film Soekarno ini sungguh gue rekomendasikan untuk siapapun. Tanggal penayangan perdananya pun unik, 11-12-’13. Sebuah persiapan yang matang dengan hasil karya yang sangat menampar bagi siapapun yang melupakan makna kemerdekaan.
                Di awal film, semua penonton diminta untuk berdiri sejenak menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Mirisnya, tidak satupun di antara para penonton itu, termasuk gue dan Reza yang cukup berjiwa patriot untuk memenuhinya. Yang ada kami hanya bercanda dan saling tunjuk.
                “Berdiri lo, Za! Tuh, disuruh berdiri!”
                “Ah gak mau, Kak! Lo aja sana kalo mau!”
                Ya, di awal film gue belum tersadar akan pesan moral yang ingin film ini sampaikan. Itulah reaksi seorang anak muda yang menikmati kemerdekaan hasil jerih payah para pejuang kita. Reaksi yang sama juga gue berikan di saat upacara bendera di jaman gue sekolah dulu. Membolos upacara, mengaku sakit agar bisa keluar barisan lebih awal, berdiri di barisan belakang agar mendapat teduh dari terik matahari, mengantuk dan masih banyak lagi kenakalan yang gue lakukan.
                Film berdurasi 2 jam 17 menit ini dibintangi oleh Ario Bayu yang sukses memerankan sosok Soekarno yang berwibawa, menarik simpati dan tentu saja gagah. Bahkan harus diakui kedua sosok ini memang terlihat mirip baik kontur wajah maupun postur badan. Pemain lainnya adalah akris cantik pujaan gue, Maudy Koesnaedy sebagai Inggit, istri kedua Bung Karno yang berusia 13 tahun di atas Bung Karno sendiri. Kemudian Tika Bravani yang memerankan Fatmawati, Ibu Negara pertama kita, sekaligus istri ketiga Bung Karno yang usianya terpaut 22 tahun di bawahnya, serta masih banyak bintang ternama lainnya yang bertaburan di film ini.
                Sebagai pemudi Indonesia yang jujur saja kurang mengetahui sejarah bangsa Indonesia, film ini merupakan media yang tepat untuk gue mempelajari sejarah. Banyak sekali sejarah bangsa ini yang gue ketahui berkat film besutan sutradara ternama, Hanung Bramantyo. Contohnya, gue baru tau bahwa Soekarno sempat dibuang ke Bengkulu karena dianggap komunis dan disanalah ia bertemu Fatmawati hingga ia harus memilih untuk bercerai dengan Inggit.
                Gue mengagumi Putera Sang Fajar itu sebagai pemimpin, tapi tidak sebagai seorang laki-laki. Karena Soekarno memang terkenal sebagai pengagum wanita cantik. Setidaknya ada 9 wanita cantik yang berhasil ia nikahi semasa hidupnya. Tapi yah, setiap orang punya kelemahan, sehebat apapun gaung Soekarno, ia tetaplah manusia dan ia pasti memiliki kekurangan. Terlepas dari sifat buruknya yang mudah jatuh cinta, ia adalah sosok yang sangat menginspirasi. Rasa cintanya kepada rakyat dan bangsa Ini yang sangat perlu untuk kita tiru. “Kemerdekaan bukanlah tujuan. Kemerdekaan Indonesia hanyalah awal”, begitulah kalimat Bung Karno yang gue kutip dari film ini. Ya, kemerdekaan adalah awal bagi bangsa Indonesia untuk menunjukkan di mata dunia, bahwa kita benar-benar Negara merdeka yang mandiri dan sejahtera. Tetapi, 68 tahun sudah Indonesia mendapatkan ‘awal tujuannya’, sudahkah ia mencapai tujuan kemerdekaannya? Ah… gue rasa belum. Dekat saja tidak. Karena setelah dijajah bangsa Portugis, Belanda, Jepang dan lainnya, kita dijajah musuh di balik selimut. Kita dijajah oleh orang kita sendiri, para koruptor, pengkhianat bangsa! #Oke, gue mulai emosi.
                But overall, ini adalah film yang sangat recommended! Meski gue merasa film ini terlalu cepat ritmenya, jadi buat orang yang miskin ilmu sejarah akan kesulitan menikmati film ini(itulah kenapa akhirna gue memutuskan untuk menonton dua kali), tapi Hanung benar-benar membuktikan kepiawaiannya dalam menggarap dan juga menulis sendiri naskah film ini. Soekarno adalah salah satu film terhebat Hanung yang membuat gue bangga, perfilman Indonesia makin matang dari segi ide cerita dan juga saat eksekusinya, Bahkan gue baca dari salah satu situs terpercaya, film ini akan dibuat versi festivalnya! Film Indonesia yang diikutkan dalam festival tentu menarik untuk ditonton. Sayangnya, gue harus merogoh kocek jutaan untuk ongkos ke Belanda karena versi tersebut tidak akan diputar di Indonesia. Hh, sayang sekali! Tapi besar harapan gue, melalui film ini, Negara lain akan semakin mengetahui bahwa kita ‘pernah’ memiliki sosok pemimpin sehebat Soekarno. Dan besar harapan gue, negeri ini akan memilikinya lagi suatu hari nanti.

Komentar

Unknown mengatakan…
Emg rencn mo ntn film ni...abs bca ini, jd tmbh smgt....
Tks Din...
Unknown mengatakan…
Emg rencn mo ntn film ni...abs bca ini, jd tmbh smgt....
Tks Din...
Haryadi Yansyah mengatakan…
Wah, filmnya ditarik dari peredaran dan belom sempat nonton >.<
Film Subtitle Indonesia mengatakan…
wajib nonton nih, kalau gak nanti bener2 nyesel kl sudah di tarik T_T

Postingan Populer