Pak Pilot Diaries 3
Bulan puasa dan lebaran sudah
lewat, apakah Maherda bisa bernafas lega? Oh tidaakk! Gue masih sejail dan
menyebalkan seperti biasa, seperti pepatah yang gue ciptakan sendiri, ‘pacaran dengan cewek nyebelin itu punya
seni tersendiri. Nyebelin sih, tapi waktu dijalanin adalah salah satu momen
terindah dalam hidup para lelaki!’
Balik ke cerita Pak Pilot
Diaries 3, gue memutuskan untuk membuat lagi sekuelnya karena sekarang, sang
pilot India itu udah punya blog. Yak, gue tau kalian juga punya pemikiran yang
sama dengan gue. MAHERDA PUNYA BLOG?! WATDEFAK!!! By the way. how do I know?
Gue punya kemampuan cenayang yang diturunkan oleh Mbah Surip sebelum ia
meninggal. Rest in peace there, Mbah.
Bisa jadi niat baik gue
membuatkan Maherda sebuah blog adalah bencana besar. Bagaimana tidak? Kalo gue
bandel, dia berani ngancem ‘nanti sekuel
Pak Pilot Diaries aku tulis di blogku nih!’. Kan nyebelin, iya gak? Gue gak
takut dia bakal bener-bener nulis serial Pak Pilot Diaries dengan versinya yang
tentu lebih mengenaskan dari kenyataan aslinya. Yang gue takutkan adalah visitors gue lari ke dia semua karena
bagaimanapun minded orang Indonesia
kan kebanyakan seperti itu. Membela yang lebih lemah, padahal si lemah hanya
mendramatisasi sebuah kelabilan hubungan internalisasi di antara kami. #Efek
VIKIISME ditambah korban sinetron Cinta Fitri.
Yah, gak bertele-tele lagi, kata
editor gue @RyAzzura yang gak mau dipanggil Mbak itu, postingan gue lebih bagus
kalo dimulai langsung ke point, gak pake ketoprak atau gado-gado sebagai menu
pembuka. Ceeekiiiidoooottt… #selowmosyen
1.
Dear
diary…
Saking banyaknya yang menghujat Dinna karena
sikap manja+menyebalkannya yang gue umbar ini, dia pun balas mengumbar
kedinginan gue dalam hubungan kami. Gue sebelumnya sudah menjelaskan bahwa gue
dibikin lengkap dengan property intercooler seperti yang ada di beberapa tipe
pesawat baling-bambu, tapi dia tidak mengerti. Gue juga gak ngerti sih.
Pokoknya gue emang dari dulu adalah orang yang berhati dingin, bertangan
dingin, dan berdarah dingin. Diary nonton film The Conjuring ga? Gue dan
Bathseba itu adalah partner pembunuh paling kejam di Alaska. Gue jaga lilin,
sementara ia mencari mangsa bayi merah untuk dimakan organ dalamnya. UHUK!
Itulah yang terjadi ketika budaya ngepet dan leak bertemu.
Nah, pembalasan dendam Dinna dengan
menyebarkan sikap dingin gue tentu gak baik untuk reputasi gue. Who knows
hubungan kami gagal, gak bakal ada cewek yang mau sama gue karena tau gue
adalah cowok dingin yang cuek banget. Maka dari itu, gue berusaha keras untuk
berubah! Keras banget! Sekeras boker yang gak keluar selama seminggu. Tapi
namanya juga sifat asli, tetep aja ga mudah untuk berubah. Tapi apa Dinna bisa
menerimanya? Tenang, gue sekarang punya jurus rahasia yang diturunkan oleh Kiai
Haji Sinto Gendeng! Namanya : ‘AKU TULIS DI BLOG, NIH?’
Dinna :
“Mas, yang romantis donk! Gombalin kek, apa kek! Aku kan pengen digombalin sama
pacar sendiri keleesss!”
Gue :
“Gombalin ya? Mm…. UHUK! Baiklah. Kamu… EHM… Kamuuu…. Can.. UHUK!! Cantik UHUK
PREEETT!”
Dinna :
“APAAN TUH MAS? ITU GOMBAL? ITU KAMU LAGI NGEGOMBAL?!”
Gue :
“Ya susah Gek. Aku gak biasa ngegombal.
Udah setahun lo kita pacaran, harusnya kamu udah terbiasa donk?”
Dinna :
“Trus mau sampe kapan? AARRGH! Males lah! Ngambek! Kita udahan aja! STOP
DISINI, turunin gue sekarang!”
Gue :
“Eits, nanti aku tulis di blog nih?”
Dinna :
“EH, JANGAN! Jangan donk Mas! Ampun…”
Gue :
“Ugek gak boleh nakal yaa.. Nurut aja deh sama Om, gak usah banyak nuntut. Oke?”
Dinna :
“OKE OM!”
2.
Dear diary…
Gue berubah! Gue
benar-benar menjadi sosok yang berbeda akhir-akhir ini! Sampai-sampai, tiap
kali gue ngaca, gue ngeliat bayangan Robert De Niro ketika berusia 20an.
GANTENG BANGET! Ok, back to the topic. Gue merasa gue menjadi pribadi yang
lebih hangat. Berkat Dinna tentunya. Usaha gigihnya melakukan berbagai cara dan
theraphy akhirnya bisa sedikit demi sedikit merubah gue menjadi lebih hangat.
Kenapa gue tau gue hangat? Setiap kali pipis, selalu gue tadahin tangan gue dan
gue merasakan sendiri air seni gue hangat. Berarti gue udah jadi orang yang
hangat kan?
Eniwei, perubahan ini
sebenarnya bagus buat gue. Jadi kalo gue putus sama Dinna, pacar baru gue gak
bakal kesulitan dan terlalu makan ati menghadapi gue, karena gue sudah berubah.
Salah satu saksi yang melihat perubahan gue adalah temen gue yang biasa
ngajakin gue jalan kalo lagi nginep di Jayapura, Winaldi Wijaya Panai. Kami
bertiga pergi ke Mall Kelapa Gading. Rencana awal sih nemenin Aldi cari
kacamata, tapi berhubung waktunya mepet, Aldi terpaksa mengalah dan menunda
acara cari kacamatanya demi menonton Planes. Di perjalanan kami menuju Mall…
Dinna :”Eh,
Maherda sekarang udah berubah lo, udah bisa jadi babi cekalaanng. Coba Om, babi
mana babi???”
Gue :
“Ngoookkk!!”
Dinna :
“Kurang kenceng ayang, babiku mana babi akuuuhh?”
Gue :
(ambil megaphone) “NGOOOOKKKK! NGOKKK GEK, NGOOOOKKKKKKKK!”
Dinna :
“Ih, pintelna ayang aku jadi babi. Hihihi…”
Aldi :
(bengong)
Dinna :
“Kalo sarimin yang? Ayok jadi sarimin!”
Gue :
(ambil topeng monyet sambil goyang Caesar)
Aldi :
“Wah, GILAK! Perasaan kemarin Mas Herda berwibawa banget keliatannya. Ternyata
begini toh…”
Gue :
(berusaha menggunakan telepati) ‘Ini
cuman acting kok, cuman AKTING!’
Gue tau kalian pasti gak percaya gue bisa jadi sehangat itu, ya kan?
Silahkan tanya Winaldi deh, mumpung dia masih gue biarkan hidup sampai detik
ini. Seriously, I try hard for this. Tapi apa sih yang engga buat Radinna
Nandakitaku yang cantik ini, ya gak?
Komentar
oh iya! Lupa promosiin, coba buka di www.maherdaeka.blogspot.com
Mostly tulisannya itu karya lama wkt dia masih nyupir taksi.