Why Stewardess Wants To Be A Blogger
Gue tertarik untuk menulis
alasan gue menjadi seorang blogger. Karena beberapa orang memang cukup rutin
mempertanyakannya. Gak capek ngeblog? Gak
rugi ngeblog? Apa untungnya ngeblog? Dan beberapa pertanyaan semacamnya
cukup sering gue terima. Jadi, sepertinya gak ada salahnya di waktu-galau
begini gue menuliskan alasan yang membuat gue beberapa bulan belakangan ini
menjadi seorang blogger.
- Namanya keren
Iya, bagi gue, blogger itu keren. Bakal berbeda kalau istilahnya
bukan blogger, missal : ager-ager, Pager, Mager, Bude-ger dan lain-lain. Gak
keren kan? Mungkin untuk gue, namanya bisa jadi pramu-ger, alias pramugari
blogger. Tapi ntah, tetep aja nama pramuger gak sekeren blogger. Nah, jadi
wajar kalau gue suka menjadi blogger. Karena blogger itu keren. Hidup blogger
Indonesia!!!
- Tidak menghabiskan banyak waktu, uang dan tenaga
Kalo gue bilang ngeblogging adalah kegiatan yang bener-bener
gratis sih salah yah. Kadang gue emang memanfaatkan fasilitas wi-fi hotel, tapi
gak selalu. Gue masih sering menggunakan modem selama gue di asrama. Modem pake
pulsa. Beli pulsa pake duit. Jadi ga gratis kan? Tapi ga juga menghabiskan
banyak uang.
Gue ngeblog hanya saat gue senggang dan galau. Kalau senggang,
gue bisa menulis dengan santai. Kalau galau gue punya banyak ide buat tulisan.
Gue gak pernah menulis ketika on duty. Gak bisa bayangin deh di pesawat buka
laptop segala. Laptopnya nyala, pesawat udah mau mendarat. -_-
Dan ngeblog sama sekali tidak melelahkan karena gue melakukannya
dengan senang hati. Itu adalah perasaan yang sama ketika kalian melakukan apa
yang menjadi hobi kalian. Gue suka menulis. Di era yang modern ini, menulis ga
lagi diatas batu atau diatas kertas, udah terlalu biasa. Menulis di blog lebih
keren.Anti-mainstream Bray!
- Membayar rasa bersalah
Gue pernah cerita, jaman dahulu kala gue pernah mematahkan
semangat seseorang bernama Septi dari Padang yang sangat ingin menjadi seorang
pramugari. Setelah itu, gue menyesal. Bener banget kata orang-orang, penyesalan
memang selalu datang belakangan. Untuk membayar rasa bersalah itu, gue pun
berusaha memotivasi FA wannabees lain melalui berbagai media, blog salah
satunya. Blog gue mungkin berbeda dengan beberapa blog pramugari lainnya. Blog
gue terkesan asbun (asal bunyi) dan tanpa filter, tapi begitulah yang gue
rasakan dan itulah yang akan gue ceritakan. Gue gak mau bercerita terlalu
tinggi tentang profesi gue, gue ingin para wannabees tau apa yang (setidaknya)
gue rasakan. Bagaimana realitanya, sehingga ketika suatu hari nanti mereka
berhasil menjadi pramugari, mereka gak akan merasa bahwa gue membohongi mereka.
Meski ada beberapa yang suka aneh-aneh, ga sopan, ngebet di
folback, ngeline gue tiap pagi-siang-malam kaya pacaran, atau yang godain (ini
cowok biasanya) dengan dalih ingin menjadi pramugara, gue selalu berusaha
membalas setiap mention twitter ataupun line mereka. Gue gak mau kejadian ‘Septi’
terulang lagi. Toh gak ada ruginya saat berbagi. Toh untuk berbagi kita gak
perlu punya ilmu yang tinggi, hanya rasa ikhlas saat memberi. That’s it.
- Memberi gue kesempatan mewujudkan mimpi
Ya, blog gue yang tercinta ini membuat salah satu editor dari
penerbit xxx menawarkan sebuah kesempatan gue untuk menerbitkan sebuah buku.
Butuh waktu lama memang, dari bulan Agustus lalu hingga sekarang yang masih di
phase editing. Tapi gue setia menunggu. Gue tau, ini hanya masalah waktu.
Diterbitkan hanya sebuah pembuktian bahwa karya gue diterima selera pasar. Tapi
gue sudah terlebih dahulu bisa membuktikan, bahwa siapapun bisa menulis.
Siapapun bisa menjadi seorang blogger, bahkan orang segaptek gue pun bisa. Even
a stewardess did. I’m also as a blogger.
Komentar
- enk dbaca
- bnyk info bmanfaat yg gw dpt dsni mis: film2, kuliner, airlines knowledge, tmpt2 asik
- bnyk foto2ny jg
Hiiduuppp org gaptek yang akhirnya bisa ngeblog.... #buru2 ngacuung n tunjuk dirisendiri
Lohhhh ????
Lohhhh ????