Alasan Kenapa Banyak Pramugari Yang Resign Sebelum 1 Tahun Pertama Terbang

         Meskipun profesi seorang pramugari menjadi idaman banyak sekali perempuan di negeri ini, tapi rupanya banyak dari mereka yang setelah terbang aktif malah tidak mampu menyelesaikan kontrak. Jangankan kontrak yang makin lama, makin panjang saja durasinya. Banyak dari mereka yang bahkan tidak bisa bertahan di tahun pertamanya. Kenapa? KENAPA??? Well, dari begitu banyak curhatan junior, temen ataupun seniorku, aku bisa merangkum beberapa alasan yang membuat banyak dari mereka akhirnya memilih berhenti sebelum berkembang.

1. SENIORITAS

        Aku yakin banget disemua airlines atau bahkan di profesi apapun, APAPUN, akan selalu ada yang namanya senioritas. Senioritas ini bahkan udah sering terjadi saat kita duduk di bangku sekolah. Contoh kecil yang konyol, kita dideketin sama gebetannya kakak kelas. Either habis itu disamperin pulang sekolah atau dilabrak di kantin sekolah sama kakak kelas and the ganks. Di dunia kerja, senioritas jadi lebih complex karena gak cuma berkaitan sama kehidupan pribadi aja, tapi juga menyangkut etika kerja. Mau berdiri ijin, mau makan ijin, mau jalan-jalan ijin, mau ngerokok ijin. 

"Mbak ijin di atas ya."

"Mbak aku ijin makan ya."

"Mbak aku ijin check lavatory ya."

"Mbak aku ijin nabok Mbak ya."

        Gak sampai di sana, ada junior yang pernah mengalami masa-masa di mana masuk FLOPS (Flight Operations) udah berasa lebaran karena harus nyalamin SEMUA senior yang ada di sana. Nyiksa? Pastinya! Bayangin kalau ada 50 orang dalam FLOPS, berapa lama waktu yang mereka habiskan buat nyalamin senior-seniornya? Nekat gak nyalamin? Well, kalau seniornya cuek mungkin aman ya. Tapi masalahnya, BANYAK dari mereka yang gila hormat, trus bisa nyemprot di tengah FLOPS dengan ngabsen kata-kata makian.

"HEH MBAK, MATA LO BUTA YA? GAK LIAT GUE DUDUK DI POJOKAN? NGERASA UDAH SENIOR BANGET LO? ID BERAPA SIH? LO MASIH NGEDOT, GUE UDAH DORONG TROLLY, TAU GAK? JADI JANGAN BERANI-BERANI YA LO SENGAK SAMA GUE!"

       Padahal demi apapun, junior ini adalah anak ter-gak-songong sejagat. Jangankan berani sombong sama seniornya, ngeliat mata senior aja masih takut. Dia cuma nge-skip salaman ke beberapa orang karena buru-buru mesti check nama crew dan nyatet informasi flight-nya seperti registrasi pesawatnya apa, parkirnya di mana dan lain-lain (catat-mencatat ini tugas para junior, anyway).

        Sebenernya masih banyak contoh senioritas yang seringkali bikin banyak pramugari gak betah kerja di industri satu ini, tapi kebanyakan dari mereka masih berusia remaja yang GAK TAU bahwa dunia kerja memang SERINGKALI MENYEBALKAN. Kita gak setiap saat bisa beruntung nemu tempat kerja yang enak, nyaman, bergaji fantastis tapi tingkat senioritas rendah. Nope. 


2. JAM KERJA TIDAK MENENTU

            Yap, berbeda dengan rata-rata orang kantoran yang kerja pagi pulang sore, pramugari punya jam kerja yang luar biasa gak nentu. Schedule kita ditentukan per-geneva (siklus 15 hari) antara tanggal 1-15 dan 16-akhir bulan. Schedule terbang inipun bukan kita yang nentuin, tapi pihak scheduling dan ditengah jalan berubah sesuai kebutuhan. Jadi jangan harap deh kita bisa commit dalam hal bikin janji. Kalo kita lagi apes (dimana itu sering banget terjadi, terutama di masa-masa peak season) schedule kita akan dirombak buat gantiin orang lain. Kenapa? Karena banyak yang ijin sakit mendadak lah, ijin sakit beneran lah, ijin sakit karena takut terbang sama senior atau captain-nya lah, akhirnya mau-gak-mau kita deh yang mesti menggantikan mereka. 

          Ketidak-pastian ini seringkali membuat para pramugari junior gerah dan kesal. Merasa kehidupan pribadinya jadi berantakan terutama saat mereka punya pasangan yang tidak supportive dan menuntut waktu mereka terlalu banyak. Muncul deh niatan untuk resign meski baru beberapa bulan terbang.


3. GAJI TIDAK SESUAI

         Gaji pramugari bukannya gede ya? True, tapi banyak dari mereka yang merasa, nominal yang mereka dapatkan terlalu rendah untuk apa yang mereka berikan. Terlebih setelah mereka memasuki kehidupan pramugari, life style dan standar mereka pun seringkali meningkat. Apa yang dulu mereka anggap cukup, mulai terasa kurang. Beberapa orang memilih pasrah, beberapa tidak menyerah dan mencari tambahan, beberapa melepas begitu saja apa yang sudah ada di genggaman. Meskipun aku tidak merasakan yang samam tapi rupanya ini juga salah satu alasan beberapa pramugari memutuskan resign sebelum melewati tahun pertama mereka.


4. INGIN SEGERA MENIKAH

        Meski aku salah satu pelaku nikah muda, tapi aku gak pernah kepikiran untuk resign saat ingin menikah dulu. Tapi nyatanya BANYAK BANGET yang resign sebelum melewati tahun pertama karena ingin menikah. Padahal sayang aja, udah susah payah jadi pramugari, eh baru beberapa bulan harus resign karena mau membina rumah tangga. But still, itu urusan pribadi mereka lah, aku ga punya hak ikut campur. Aku cantumin alasan ini karena memang banyak alasan resign yang dilatarbelakangi keinginan untuk menikah. Meskipun banyak juga yang setelah cerai pengen balik terbang lagi. In case ada yang nanya, boleh gak sih pramugari nikah? Boleh-boleh aja, selama gak hamil ya. Tapi itu tergantung kontrak kerjanya juga. That's why sebelum kalian tanda-tangan kontrak kerja, ada baiknya baca kontrak kalian dengan baik. Kalau ternyata ada larangan untuk menikah dan kalian berencana menikah dalam waktu dekat, ya lebih baik gak usah. Daripada harus bayar penalty gede-gede yekan.


        Nah itu dia 3 alasan yang paling sering aku denger saat ada temen-temen pramugari yang memutuskan untuk resign sebelum kontrak kerja-nya berakhir. Kalau kalian adalah ex-pramugari dan dulu juga resign sebelum setahun terbang tapi bukan karena 4 alasan di atas, feel free untuk share di kolom komentar alasan-alasan kalian resign ya. Untuk jadi bahan pertimbangan juga buat calon-calon pramugari di masa mendatang. Cheers!

    

Komentar

Postingan Populer