Point Of View : Emergency Exit Is For Emergency Use Only
Selamat datang sekolah! Yak gue
saat ini kembali menjadi anak sekolahan sampai kira-kira 2 bulan ke depan. Lama
juga ya sekolahnya? Padahal kan gue bukan anak yang baru terbang? Nah, sekarang
gue tau pendidikan yang cukup lama ini disebabkan banyaknya perbedaan antara
Lin dan Batik. Karena Lion adalah maskapai Low
Fare, tentu bentuk servicenya akan sangat berbeda dengan Batik yang
mengusung premium class. Tiketnya aja
kadang bisa 3x lipatnya harga tiket Lion. Selain akan mendapat kelas grooming and etiquette kembali, kami
juga mendapat kelas kecantikan karena diharapkan kami bisa lebih terampil lagi
untuk urusan tata rambut dan make-up.
Nah, dua hari kemarin gue
mendapat kelas mandatory yaitu CRM.
CRM alias Crew Resource Management ini
semacam kelas untuk mengetahui kepribadian oranglain dan sekaligus untuk
membentuk kepribadian kita. CRM penting banget buat profesi yang membutuhkan
kerjasama tim seperti air crew.
Bagaimana bisa kita kompak kalau dalam satu tim ada kesalahpahaman yang tidak
terselesaikan? Nah, di CRM inilah kita belajar untuk menyelesaikan berbagai
masalah yang kira-kira timbul nantinya.
Di kelas CRM, kami mendapat
materi tentang Komunikasi. Jangan salah, cara kita berkomunikasi juga harus
dipelajari lebih lanjut loh! Bagaimana membuat komunikasi kita efektif dan
efisien itu gak mudah. Instruktur gue yang dulunya adalah seorang pramugari
senior di Lion, Mbak Yanti, kemudian memberi salah satu contoh kasus tentang
pentingnya komunikasi yang kemudian ingin gue bahas yaitu tentang kasus
penumpang Lion yang mengamuk di Manado hingga membuka emergency exit.
Menurut gue, terlepas dari
profesi gue yang juga sesama pramugari, kasus ini tidak bisa dilimpahkan
kesalahannya pada pramugari. Dari beberapa sumber video dan berita yang gue
simak, kira-kira beginilah ringkasan ceritanya.
Penerbangan JT 775 dari Manado
mengalami keterlambatan penerbangan karena alasan teknik. Saat proses
perbaikan, penumpang sudah dimasukkan ke dalam pesawat untuk minimize delay. Karena pesawat dalam keadaan panas, dan
penumpang menunggu terlalu lama, hingga membuat penumpang mengamuk di dalam
pesawat dan nekat membuka emergency exit.
Sekian. Mari kita bahas satu-persatu.
Beberapa pesawat kami yang sudah
agak lama memang panas saat on ground dan
akan dingin seperti normal saat mulai take
off. Itu normal kok, dan gue sudah sangat sering mengalaminya. Harusnya perusahaan
menyediakan AC car sehingga paling
tidak saat di darat pesawat tidak terlalu panas. Yang gue gak tau, pada saat
itu AC car-nya dimana ya?
Di beberapa video gue liat
betapa ‘horor’ keadaan penumpang saat itu. Gue malah salut dengan Mbak Rini
yang saat itu in charge sebagai FA 1
di penerbangan itu. Dalam kondisi carut marut seperti itu, ia bisa tetap menjaga
pintu 1L sekaligus menenangkan penumpang. Itu gak mudah loh! Emosinya tetap
terjaga dan ia tetap bisa berkata-kata dengan sopan meskipun penumpang sudah
meneriakinya bahkan gue liat ada penumpang yang nekat merampas interphone untuk berbicara dengan awak
pilot. Cadaaasss! Makanya gue gak terima banget ketika ada sebuah perbincangan
di twitter, dimana salah seorang cewek dengan akun @Dirarah*a berkomentar bahwa
pramugarinya sampah. Ntah dia punya dendam pribadi pacarnya pernah kepincut
sama pramugari atau dulunya selalu gagal tes buat jadi pramugari, yang jelas
kalau dia menyalahkan pramugarinya pada kasus ini, berarti dia hanya asal
bunyi.
For your information, pintu darurat hanya digunakan saat keadaan
darurat. It’s for emergency use only.
Terdapat dua bahasa kok. Jadi aneh kalau seandainya, mereka gak tau dan asal
ngebuka pintu darurat itu. Selain itu, sebelum tutup pintu, FA akan melakukan briefing kepada penumpang yang duduk di
dekat emergency exit. Isi briefing mencakup poin-poin berikut :
1.
Saya informasikan bahwa saat ini anda sedang
duduk di dekat pintu darurat.
2.
PINTU INI HANYA DIGUNAKAN PADA SAAT KEADAAN
DARURAT.
3.
JANGAN MENYENTUH BAGIAN APAPUN TANPA INSTRUKSI
DARI AWAK KABIN KAMI.
4.
Pada keadaan darurat, Bapak/Ibu dimohon
bantuannya untuk membuka pintu ini.
5.
Kami mohon kerjasama anda untuk membaca kartu briefing dan kartu petunjuk keselamatan.
Selain briefing,
di pintu juga ada tulisannya kok ‘HANYA DIGUNAKAN SAAT DARURAT’ atau ‘FOR
EMERGENCY USE ONLY’. Jadi kalau toh sampai penumpang nekat buka pintu itu,
apakah yang salah masih pramugarinya? Ahh, gue bingung kalo masih ada yang
menyalahkan pramugari atas kesalahan yang dilakukan penumpang. C’mon, jadilah penumpang yang cerdas dan
berpendidikan. Kejadian ini benar-benar menunjukkan betapa rendah behavior penumpang itu which is mereka adalah orang-orang
Indonesia. Gue secara pribadi malu banget ngeliat kelakuan arogan mereka yang
sangat merugikan itu. Emergency exit
itu, sekali kebuka, buat mengembalikan ke kondisi semula mahal banget loh! Bisa
nyampe 100 jutaan! Ckckck.. Mudah-mudahan kasus ini cepat selesai dan berakhir
baik aja lah ya.Yang perlu diingat buat kalian dari kasus ini : emergency exit is for emergency use only!
Komentar
Well, di satu sisi koq sampe buka pintu darurat ya, di sisi lain kenapa koq sampe jadi horor gitu. Gara2 panas jadi panik semua terik-teriak, histeris, nangis apalagi ada bayi.
kebayang nggak tuh kalo pas di posisi itu.. kalo kayak gitu kira2 air crew kena sanksi g sih?
Jadi sebetulnya ada AC Car ya yang sayangnya pada saat kejadian tidak tahu dimana tempatnya atau bagaimana kondisinya.
Aku denger interview pak Edward Sirait kalo persediaan udara seharunya cukup dan apabila udara habis (katakanlah begitu dalam bahasa awam) maka akan ada masker oksigen yang akan turun.
Soal pramugari yang gak ngebukain pintu darurat (ini pintu yang samping bangku penumpang itu kan?) aku setuju karena untuk membuka pintu itu harus dengan persetujuan pilot yak.
Tapi disisi lain, karena aku gak ada di pesawat aku cukup mengerti kegusaran penumpang yang katanya sudah berada di dalam pesawat lebih dari satu jam. Ini juga harus jadi perhatian manajemen untuk ke depan kayaknya.
Oh ya Din, kalau pintu darurat gak bisa dibuka seenaknya bagaimana dengan pintu yang biasa tempat keluar masuk penumpang? aku pernah melihat FA membuka pintu itu ketika pesawat sudah mulai mundur. Hanya sebentar banget sih *cuma untuk bilang apaa gitu ke petugas yang ada di car barata *maaf kalo typo**
krn saya jg pernah delay di dalem pesawat dan untungnya pas Soetta lagi ada AC Cartnya..jadi awalnya yg panas ga karuan jd lumayan dngin walopun ga dgin2 amat krn sblmnya udah panas :v
btw "emergency exit is for emergency use only"
mungkin penumpang nangkepnya Digunakan dalam keadaan darurat seperti Kepanasan :v
kalo ntr kedepannya ada Pax yg pgen boker tp Lavatory ga boleh dipake bs2 ada kejadian serupa tuh :p
Kalau menurut gw, sampe berani buka emergency exit krn mereka merasa nyawanya terancam. Kalo udah begitu, basic instict seseorang pasti akan keluar untuk bisa tetap bertahan hidup. Makanya mereka jd berani ngelakuin apapun Tanpa menghiraukan prosedur yg ada.
Nggak usah lah ya kita nunjuk muka si ini yang salah atau si itu yang salah. Yang penting untuk kedepannya semoga kejadian seperti ini nggak akan terjadi lg di maskapai apapun.
dengan segala hormat, saya salut dgn FA yg in charge saat itu, namun memungkinkan atau tidak, mampu atau tidak, every doors in that aircraft is your concern and your responsibilities, sy tidak tau apakah saat itu FA sdh menghalangi EED dan melarang semampunya, pada akhirnya, kita tidak bisa mengandalkan placards/notice/pengumuman dlsb, agar dimengerti dan dipatuhi pax, itulah sebabnya cabin crew begitu sentral dalam urusan keselamatan penumpang
semoga tidak terulang lagi, bnyk dr temans sy sesama pencari nafkah di penerbangan dari luar menanyakan...how come ???..hmmm..as indonesian airlines crew..qta harus menjelaskanya dgn bijak dan jernih..
go better Lion, Batik and Malindo..makes PK getting high..
Lalu penumpang yg nekat membuka emergency exit itu pun harus disidik lebih lanjut. Paling tidak mereka tahu bahwa tindakan yg mereka lakukan melanggar aturan. Supaya nanti kalau ada kejadian serupa, penumpang lain ga melakukan hal yang sma dgn alasan 'ah, kejadian di Manado kemarin bisa-bisa aja tuh buka emergency exit!'. Nah, begitu.. kalau pramugari gak membriefing mereka, baru wajar pramugari disalahkan oleh perusahaan. Tapi kasus di manado, pramugari sudah melakukan tugas mereka, dan sudah menjaga emergency exit semampu mereka (kebetulan gw nonton video di u-tube dimana FA 1 saat itu sudah melarang penumpang membuka pintu dan menenangkapenumpang).
Tapi yg jadi pertanyaan gw om, apakah saat FA yg om liat buka pintu itu menutup dan membuka lagi setelah ada command dr cockpit 'FLIGHT ATTENDANT DOOR CLOSE SLIDE ARM AND CROSS CHECK'? karna stau gue, setelah ada command itu, pintu harus ditutup dan slide harus diposisikan 'arm' terus FA harus report ke Captain. Selama FA belum report ke Captain bahwa pintu sudah ditutup dan slide sudah arm, mereka masih bisa membuka pintu dgn catatan slide dlm kondisi 'disarm'
Kalau menganggap tindakan mereka berdasarkan basic instict mrk yg ingin bertahan hidup, tentu tanpa mempertimbangkan latar belakang mereka, seharusnya ketika proses investigasi mereka mau mengakui bahwa mereka yg membuka pintu itu, karena alasan ini atau alasan itu. Tapi buktinya mereka gak berani mengakui, krn mereka takut disalahkan bukan?Berarti pd dasarnya mereka tw bahwa tindakan mereka salah. bener ga mba? Itu sih logika gw. Mereka boleh kok complain ke maskapai. Perusahaan yg baik tentu akan menerima complain penumpang mereka dgn baik. Herannya sih, meskipun dgn kejadian yg menimpa maskapai lion akhir akhir ini, penumpangnya masih rame aja loh.
Simplenya, pintu yg anda sebut pintu utama kami sebut pintu utama. kalau pintu dibuka, ada banyak persyaratannya. slh satunya hrs tersedia sarana tangga dan garbarata mengacu pd standart of evacuation. Amit-amit ada sesuatu dan lain hal yg mengakibatkan kami untuk melakukan evakuasi, bs mudah karena sarana trsebut sudah tersedia.
Saya rasa, jika penumpang berani membuka pintu tanpa instruksi awak kabin, ia harusnya berani mengakuinya dan tdk melimpahkan kesalahan pd awak kabin. orang yg tdk berani mengakui perbuatannya berarti sudah tahu bhwa apa yg ia lakukan adalah salah. Jadi?
tetep aja penumpangnya salah...
eh, kok gak ada kelajutan cerita si penumpang itu ya?
diapain gitu kek...biar ada pembelajaran buat yang lainnya