Surat Keenam

Surat Keenam…

Mungkin kau sudah melupakanku mengingat daftar wanita yang berhubungan denganmu amatlah panjang. Tapi aku tidak akan lupa dengan laki-laki pertama yang mengajarkan aku tentang prinsip dasar Friend With Benefit. Apa kabarmu, Damian Soebakti?

Melihatmu di instagram beberapa hari terakhir, membuat aku yakin bahwa kau dalam kondisi baik dan bergairah seperti biasanya. Dan masih tidak terikat, kalau boleh kutebak.

Aku menyapamu hanya untuk mengucapkan terima kasih. Terima kasih karena telah mengajarkan aku banyak hal baru, berhubungan tanpa cinta, mengontrol perasaanku sendiri agar tidak jatuh cinta. Kau mengajarkanku untuk berhati dingin dan tidak lagi diperbudak perasaan semu kekanakan itu.

‘Aturan dasar dari FWB adalah jangan sampai jatuh cinta. Nikmati hubungan ini sebagai dua individu yang saling membutuhkan dan saling membahagiakan, namun tanpa komitmen semacam pacaran atau perkawinan.’ Begitulah nasehatmu dulu yang terus kau gaungkan berulang kali selama 7 bulan lamanya.

Aku pernah bertanya, bagaimana jika salah satu atau justru kita berdua malah saling jatuh cinta? Layaknya Natalie Portman dan Ashton Kutcher pada film No String Attached? 

Dengan santainya kamu berkata bahwa itu semua tidak akan terjadi. Kamu sudah menjalani FWB belasan tahun dan tidak pernah sekalipun kamu sungguh jatuh cinta dengan mereka.

‘Ketika aku merasa tidak lagi bisa mengontrol perasaanku, mulai dibakar cemburu, merasa ingin memiliki dan semacamnya, aku akan langsung pergi. Aku akan membunuh perasaan itu sebelum mengakar semakin dalam. Percayalah, ketika usiamu mulai memasuki kepala 4, hubungan dengan komitmen akan terasa kian membosankan.’

Dan sekarang ijinkan aku bertanya… Apa alasanmu mendadak menghilang? Tanpa kalimat pengantar atau bahkan sedikit sapaan? Setelah 7 bulan yang nyaris tanpa kendala, kau pergi begitu saja. Meninggalkan begitu banyak pertanyaan. 

Apakah aku mulai terasa membosankan atau…. Kau mulai jatuh cinta?