It's A Poke Soap!
Ada
banyak pengalaman lucu selama gue menjadi pramugari dan harus berhadapan dengan
para pilot bule. Ini adalah salah satu cerita paling kocak dan menurut gue,
cerita yang paling nyeleneh selama gue berinteraksi dengan para ‘bule’ itu.
Alkisah saat itu gue terbang dengan
schedule 4 hari dimana hari ke tiga kami semua menginap di Surabaya. 2 hari
terakhir, gue dan satu set crew gue
emang gak pernah jalan keluar bareng buat sekedar cari makan apalagi buat
jalan-jalan. Di Surabaya gue berinisiatif
buat ngajak mereka makan di Warung Padin, tempat makan yang buka 24 jam
dan terkenal di Surabaya.
“What
is paa dien?” tanya si co-pilot bule
gue, sebut saja ia sebagai Martin. Dia bule yang ramah dan suka belajar bahasa
Indonesia. Sayangnya dia mengira semua bahasa Indonesia pasti memiliki
penjelasan bahasa Inggris. Padahal kan gak semua istilah di Indonesia punya
arti bahasa Inggrisnya. Keingintahuan Martin sering kali bikin gue repot setengah
mati ngejelasin ke dia istilah-istilah bahasa Indonesia yang gak ada di kamus
besar bahasa Inggris manapun.
“Padin is a kind of small restaurant,” kata gue berusaha menerangkan
‘sebener’ mungkin. “U can eat some kind
of fishes or chicken. U may choose it to be grilled or fry.”
Setelah kita semua sampai di tempat
tujuan, Martin masang muka ‘iuwh, serius lo kita makan disini?’. Gue mah cuek aja. Rata-rata pilot bule emang
gak doyan makan di pinggir jalan. That’s
why gue pake kata ‘small restaurant’
supaya paling engga dia mau ikutan. Lumayan kan, ada yang bantu bayarin taksi.
Ternyata bener, Martin gak mau pesen makanan.
“I
better order some junk foods then,” kata dia setelah gue tanya kenapa dia
gak pesen makanan. Setelah pesenan kami semua dateng, gue maksa Martin buat
icip dikit makanan gue.
“U
have to try or I won’t made any coffeecinta for u tomorrow!” ancem gue.
Secara dia doyan banget sama kopi buatan gue. Padahal sih gue bikinnya standar,
Cuma mungkin karena gue ngaduknya pake cinta plus gue kasi pelet, dia jadi
ketagihan sama kopi yang gue kasi nama kopicinta. Maklum, biar kadang
ngerepotin, nih bule cakepnya kebangetan!
“Damn!
U’re so cruel. I have no choice, just a little bit, okay?” jawab si Martin kegeeran.
‘Iya lah, dikit aja. Ngapain juga gue
ngasi elo banyak-banyak?’ batin gue.
Martin menyobek sedikit ikan gurame
goreng gue dan mencolekkan ke sambal super pedes gue. Ia pasang ekspresi
‘anjir! Pedes banget, juanc*k!’, tapi gak lama dia malah bilang, “It’s really delicious! I wanna order same
menu like yours!” katanya bersemangat. Gue dan crew gue lainnya ketawa ngeliat dia yang makannya heboh banget.
Mulutnya sibuk ‘huh-hah-huh-hah’ kepedesan, sementara tangannya sibuk makan
sambil ngelap keringet yang banjir sampai ke kaus Polo-nya.
Setelah si Martin menghabiskan 2
porsi guramenya, dia mulai ngerasa tangannya panas. “I don’t know why, but my hands getting hot. Is it because of the chili?”
katanya lagi.
“Yap,
actually it always happens when we use our hands to eat spicy foods. U need to
wash your hands,” jawab gue. Dia segera beranjak ke wastafel. Setelah
berdiri gak lama di depan wastafel, dia manggil Mas-Mas warung yang wara-wiri
di belakangnya, tapi kayanya gak satupun dari mereka ngerti apa yang ’bule’ gue
maksud. Martin buru-buru nyamperin gue lagi.
“I
don’t find any soap to wash my hands there. Then I ask to that Mas-Mas, but I
think no one understood what I mean. Could u help me?” gue langsung berdiri
dan menghampiri salah satu Mas-Mas pelayan disana.
“Mas, gak ada sabun buat cuci
tangan?” kata gue.
“Ada, noh Mbak. Pake sabun colek. Sabun cairnya abis,” dia menjawab dan
langsung berlalu karena sibuk dengan customer-nya.
Giliran gue yang garuk-garuk kepala, pusing gimana harus jelasin ke co-pilot gue itu.
“Martin, come here!” gue memanggil si Martin ke depan wastafel. “This is the soap, u can use this to wash
your hands,” Martin mengernyitkan dahinya.
“Pardon?
I never saw a kind of soap like that before! U want to cheating me, aren’t u?
U’re so jahil, Dinna!” ejeknya. Dia memutar bola mata seolah bilang ‘lo gak
bisa nipu gue lagi, wekk!’. Gue jadi gemes sendiri, gimana coba gue harus
jelasin ‘sabun colek’ ke bule yang di negaranya emang gak pernah ngenal sabun
model beginian?
“No,
I’m serious! This kind is in Indonesia only. It’s hard to explain you, but
people here call it by ‘sabun colek’. Now, don’t ask me anymore, just use it
and wash your hands!” perintah gue gemes.
“No!
Just tell me first, what is that, in English!” jawabnya ngotot. Gue mulai
muter-muter otak.
“Ah, elu ngerepotin aje! Iki lho, Martin!” gue mencolekkan sabun
biru itu ke telapak tangan gue, menggosok keduanya dan kemudian membilas tangan
gue dengan air. Gue berharap peragaan gue itu bisa membuatnya mengerti tanpa
gue harus capek-capek jelasin istilah ‘sabun colek’ ke Martin.
“It
doesn’t tell anything. Tell me in English,” pintanya lagi. Gue nemplok
jidat, sementara crew lainnya dengan
kejam ngetawain gue tanpa ada niatan buat bantu gue sedikitpun.
Lagi asik-asiknya mikir, gue
tiba-tiba dapat ide, “Aha! Do you use
facebook?” tanya gue.
“Ya,
I’ve one. Is there any relation?”
“Nahh, you should know, in facebook there is option ‘poke’. Remember? Poke? Coleekk,
di facebook Indonesia judulnya colek!” kata gue campur-sari.
“Ah,
yaa… Poke. Then what?” gue merasa dapat titik terang karena dia tau istilah
‘poke’ yang biasa ada di facebook.
“Poke
is colek, soap is sabun! Sooo, this one is a poke soap, sabun
colek! Understand?”
“Poke
soap? So it’s a poke soap?” ulangnya lagi kaya balita baru belajar ngomong.
Gue manggut-manggut semangat karena berhasil jelasin istilah ‘sabun colek’ ke
Martin. Lagu ‘We are the champions’ berkumandang sebagai soundtrack dan gue
angkat-angkat ketek tanda kemenangan. Gue emang pantes dapet gelar Guru Besar
kalo kaya gini ceritanya.
Gue menoleh ke arah crew gue dan tersenyum bangga. Gue liat
mereka guling-guling di lantai sambil ngakak dan megangin perut.
Komentar
Makasih lohh, udah nyempetin buat baca blog saya..
officially, i am your biggest fans of this blog!! diksi, narasi & argumentasi di blog ini serba pas, i do enjoy it :D
eh, tapi km ngefan s logku atau sm authornya ya? *takut kecele*
hahaha.. happy for sharing
hahahahaha