Twelve Hours In Jogja : Menjadi Penceramah

    Okeh, kini kita tiba di part ketiga pada perjalanan Twelve Hours In Jogja. Gue sengaja melewatkan bagian PBB dimana gue dan kakak-kakak senior lainnya melatih para siswa baru untuk baris-berbaris. Karena lokasi pembantaian kali ini ada di lapangan luas, maka suara teriakan gue pun semakin puol sampai 8 oktaf segala. Mariah Carey, Whitney Houston? LEWAT!
Kegiatan PBB yang di lapangan luas.



    "BURUAN!! KEONG AJA LARINYA LEBIH CEPET DARI KALIAN!!!" bentak gue setelah acara PBB usai. Mereka berkumpul kembali di villa yang sekolah kami sewa untuk tempat menginap. Setelah mereka semua berkumpul diruang pertemuan, dengan belas kasihan kami yang tinggi, akhirnya mereka mendapatkan jatah makan siang. Mau anak manja dari orang terkaya di belahan Indonesia bagian manapun, mereka semua terlihat sama kalau lagi kelaparan. Huahahahaha!!!
    Lagi asik-asiknya gue makan (panitia juga laper kale) tiba-tiba Mas Rio dan Mas Novan, para staff ganteng P3 Nusantara meminta gue untuk memberi semacam ceramah. Cailah, Bahasa gue berat amat! I mean, semacam wejangan untuk sharing pengalaman. Gue yang tanpa persiapan sama sekali tentu gelagapan. 'Gue? Mau ngasi wejangan?? Bisa dipastikan kontennya gossip tentang perkiraan umur kehamilan Ayu Ting-Ting atau membahas para duda ganteng macem Mike Lewis atau Saipul Jamil!'
    "Ngomong apa aku Mas? Ndak ada persiapan iki!" kata gue campur-campur. Gue emang sangat mudah beradaptasi. Kalo di lingkungan orang Jawa, gue bakal secara otomatis berlogat Jawa dan selalu nyelipin Bahasa Jawa yang gue tau.
    "Ngomong sesukamu ae. Suka-duka jadi pramugari atau iku kamu kan mau nerbitin buku toh? Cerita itu ae Din!" usul Mas Rio yang kemudian tanpa tanggung jawab langsung menyerahkan mike ke tangan gue. Dengan setengah gemetar, gue berdiri di depan para siswa-siswi yang masih terlihat takut ngeliat gue.
    "Cek…" buat basa-basi dan pemanasan, gue cek dulu kesehatan mike yang sedang gue gunakan.
    "Okeh, mikenya bagus ya. Baiklah, selamat sore Adik-adik," sapa gue ramah. Ini sangat berbeda dengan kondisi gue beberapa jam sebelumnya yang beringas tanpa senyum, dan teriak-teriak nonstop.
    "Wah, ga nyangka ya? Sekarang Kakak bisa berdiri disini untuk sharing pengalaman Kakak. 2 tahun yang lalu, Kakak ada di tempat kalian sekarang. Dengerin ceramah sambil ngantuk-ngantuk. Hahaha…" ga nyangka, mereka menyambut kata-kata pertama dari gue dengan tawa. Oke, gue berbakat ngalahin Raditya Dika buat stand-up comedy!
    "Sebelumnya Kakak mau minta maaf ya, buat yang tadi Kakak bentak atau hukum atau malah Kakak buat nangis. Itu Kakak lakukan Cuma untuk sekedar memberi gambaran seperti apa sih dunia airlines yang nanti akan kalian hadapi. Oke, Kakak harus ngomong apa lagi ya? Bingung nih, gak ada persiapan. Mm… tentang asal-muasal Kakak jadi pramugari kali yah?
    "Kakak gak pernah punya cita-cita jadi pramugari. Mungkin adik kelas Kakak yang anak SMA 1 Singaraja itu bisa kasi tau kalian, gimana Kakak semasa SMA. Nakal, tomboy, suka bolos, suka cari masalah sama Kakak kelas, pokoknya sangat jauh dari kesan anggun yang seharusnya pramugari punya deh. Nah, masuk kelas 3 SMA, Kakak pengen masuk sekolah seni karena Kakak ngerasa punya jiwa seni, terlebih di bidang teater. Jadi jangan kaget kalo Kakak bisa tereak sekenceng itu. Hahaha…Tapi yah, karena keterbatasan biaya, Kakak terpaksa mengalah ketika ditawari untuk mencoba tes di IPDN. Sekolah disana itu pasti karena ada ikatan kerja, ada uang saku pula! Jadi gak bakal terlalu membebani.
    "Tahap demi tahap Kakak ikuti dan syukurnya berhasil lolos terus hingga ke tahap tes fisik. Sebelum tes fisik, Kakak mendapat bisikan dari beberapa temen tentang system punishment di IPDN. Dengernya ngeri juga ya? Gila, gue kemana aja? Baru denger berita-berita tentang IPDN? Akhirnya karena gak tahan mental, Kakak pun memutuskan menyerah sebelum berperang.
    "Nah, Kakak galau dong, mau jadi apa Kakak nanti? Akhirnya, Kakak teringat salah satu sahabat Kakak yang Kakak laki-lakinya menjadi pramugara haji di Garuda. Setelah mendapat informasi, Kakak segera mendaftar disekolah yang sama dimana ia sekolah dulu. Gak usah tanya, sekolah mana. Tentu saja P3 Nusantara. Sebagai salah satu sekolah pramugari terbaik di Indonesia dengan lulusan pramugari terbanyak, tentu Kakak dan orangtua gak ragu untuk menggantungkan harapan disini.
    "Kenapa Kakak memutuskan untuk sekolah pramugari dulu? Karena Kakak merasa butuh waktu untuk belajar mandiri. Kakak gak pernah hidup jauh dari orangtua. Berjauhan sama Ibu aja, Kakak bisa sakit. Jadi inget, dulu waktu kecil ditinggal Ibu buat diklat. Kakak langsung sakit demam saat itu juga. Eh, sorry! Kok jadi nostalgia ya? Pokoknya begitu lah. P3 Nusantara, Kakak anggap sebagai sarana untuk melatih mental dan kemandirian Kakak. Kakak juga banyak belajar cara untuk beradaptasi dengan berbagai macam orang karena siswa-siswinya banyak berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Belum lagi nuansa kekeluargaannya yang hangat. Mungkin itu yang menyebabkan Kakak rela pontang-panting kesini dalam waktu setengah hari saja. Kangen? Iya. Ingin berterimakasih? Iya. Ingin bertemu kalian? Iya banget!
    "Cukup kan sejarah kenapa Kakak bisa jadi pramugari? Kita lanjut ke suka-duka selama Kakak jadi pramugari yaa. Pasti pada penasaran kan? Ayok kumpulin sumbangan dulu biar Kakak enak ceritanya. Tiket pesawat mahal loh! Hehehe.. Oke, enaknya jadi pramugari itu… Apa ya? Banyak sih. Terutama karena duitnya banyak! Bener, Kakak gak boong! Duitnya banyak banget, apalagi untuk pekerjaan yang hanya membutuhkan ijazah SMA. Sekarang Kakak udah bisa bantu orangtua cicil hutang, bisa membayar biaya rumah sakit Bapak dan Nenek, bisa membeli baju dan mainan buat keponakan Kakak. Pokoknya Kakak merasa udah berhasil memberi senyum dari uang halal yang Kakak hasilkan dari berjam-jam bekerja.
"Karena gajinya yang 'wow' itu, banyak temen Kakak yang mantan SPG, mantan pegawai XXI, mantan kasir Indomaret melamar dan akhirnya bertebaran di beberapa airlines Indonesia. Padahal awalnya Kakak melihat mereka tidak terlalu cantik, tapi ternyata setelah menjadi pramugari, mereka menjelma menjadi wanita yang cantik-cantik sekali. Rupanya para HRD bagian penerimaan calon pramugari itu sudah terlatih untuk melihat potensi wajah kita. Jadi buat kalian yang ngerasa jelek, jangan buru-buru mau operasi plastik ke Thailand dulu. Seiring waktu dan semakin rajin kamu belajar mempercantik dan merawat dirimu, kamu bakal menjadi semakin menarik kok.
    "Sekarang kita masuk ke bagian duka ya. Satu hal yang tidak Kakak suka dari pekerjaan ini adalah senioritasnya yang kadang suka keterlaluan. Baiklah, ada sisi positifnya. Dengan dimarah atau dimaki senior, kita akan tahan mental ketika dimaki para penumpang. Dengan ramah dan sopan dengan senior, makan kita akan dengan otomatis melakukan hal yang sama kepada par penumpang. Yang gue gak habis pikir adalah senior-senior yang sampai berani main tangan atau memakinya keterlaluan. Mereka bukan psikopat kan? Kenapa harus menyiksa juniornya segala? Mereka juga pramugari, harusnya attitude saat memarahi juniornya dijaga. Kakak akan segan dengan senior yang tegas, bukan yang asal maki-maki dengan kata-kata gak pantas. Belum lagi senior-senior yang suka makan gaji buta, alias gak mau kerja. Kakak sangat menyayangkan hal ini. Mudah-mudahan kalian gak ada yang seperti itu ya nanti. Ah iya! Tidak hanya senior, kadang junior pun banyak yang bertingkah. Haus rasa hormat sampai menegur Kakak yang lupa salam-tangan sama dia. Waduh! Padahal Kakak ini seniornya loh. Begitu tau Kakak ini seniornya, bukannya minta maaf, malah ngacir gak tau kemana. Bener-bener pengen bikin Kakak terjun bebas dari  Mount Everest deh!"
    Gue berceramah ngalor ngidul hampir selama 1 jam dan gue sangat senang karena mereka terlihat antusias lega dan sekaligus terhibur. Seolah pertanyaan-pertanyaan besar di kepala mereka sudah terjawab dengan ceramah yang gue berikan. Gak lupa gue mempromosikan blog gue. Hahaha… Sebenernya masih banyak banget poin-poin ceramah gue, tapi gue yakin nanti cerita ini bakal jadi sepanjang jalan kenangan, dan kalian gak sanggup membacanya. Jadi gue putuskan untuk langsung ke bagian terakhir ceramah gue.
    "Nah, inti dari segala cerita-cerita Kakak ini hanya untuk sekedar sharing dari pengalaman yang Kakak alami sendiri. Dan juga untuk menyemangati kalian agar tidak mudah menyerah nantinya. Mungkin, ini mungkin loh, mungkin saja beberapa dari kalian tidak bisa langsung diterima menjadi pramugari. Tidak bisa mewujudkan cita-cita kalian dan membuat bangga orangtua kalian. Tapi jangan berkecil hati. Banyak kok Kakak kelas saya di P3 Nusantara malah menjadi junior saya di airlines yang sama. Sebelumnya mereka bekerja menjadi ground staff atau bekeja di perhotelan. Macem-macem lah. Mereka gak pernah kehilangan mimpi mereka, dan mereka tetap mau berusaha walaupun sudah berkali-kali gagal. Itu lah yang Kakak harapkan dari kalian. Jangan pernah menyerah. Anggap saja kalian mengalah dan memberi kesempatan pada teman kalian yang sudah diterima lebih dulu, jadi kalian bisa belajar lebih dulu dari pengalaman teman-teman kalian.
"Dan bagi kalian yang nantinya diterima menjadi pramugari lebih dulu, jangan takabur. Jangan lupa lautan. Jangan jadi kacang lupa pada petenya. Pokoknya begitulah. Jangan pelit informasi ke teman-teman kalian dan jangan lupa untuk memberi support. Karena kalian sudah tergabung di keluarga besar P3 Nusantara.
"Oke, sekian dulu ya ceramah dari Kakak. Kalo masih ada pertanyaan, bisa follow twitter Kakak atau minta nomor HP Kakak di kantor yaa… Kakak akan dengan senang hati berbagi dengan kalian. See u soon on the same sky, dear…"
Gue menutup ceramah dengan balasan tepuk tangan dari semua siswa/siswi baru. Dada gue sesak lagi. Bukan karena gue punya turunan asma dari Ibu gue. Tapi karena rasa bahagia. Gue senang sekali melihat mereka yang bersemangat. Berbeda dengan gue yang ketika mendengar ceramah 2 tahun lalu merasa sangat bosan dan tidak bersemangat.
Tanpa terasa, jam gue sudah menunjukkan pukul 17.10 dimana pesawat gue menuju Jakarta ETD -nya pukl 18.50. Gak mau terlambat, gue meminta bantuan Mas Anjar untuk mengantar gue ke bandara. Gak ada mobil, motor pun jadi! Perjalanan Kaliurang-Bandara biasanya memakan waktu 1 jam, berkat Mas Anjar hanya menjadi 45 menit! Walaupun alhasil bibir gue jadi rada dower seperti iklan Jupiternya Komeng.
Seperti biasa, pesawat yang gue tumpangi delay. Gue maklum, penerbangan sore sekarang-sekarang ini bisa dipastikan selalu mengalami keterlambatan. Syukur hanya delay sekitar 20 menit. Kali ini gue menggunakan Lion air. Gue gak bisa lagi ngerjain pramugarinya, karena… yah, lo tau lah kenapa. Selain itu badan gue lemes banget, kurang tidur, masuk angin, dan tenggorokan sakit. Jadi sepanjang perjalanan Jogja-Jakarta yang 50 menit itu, gue habiskan di alam mimpi.
Finally, tepat pukul 20.15 malam pesawat gue mendarat juga di Jakarta. Setelah gue hitung-hitung, ternyata gue benar-benar menghabiskan waktu 12 jam di Jogja. Gue mendarat di Jogja pukul 07.15 pagi, dan gue meninggalkan Jogja pukul 19.15 malam. 12 jam dengan segala keseruannya. Gue kira ini sudah berakhir, ternyata... -to be continued-
Sebelum ceramah, gue masih sempet ngerjain Linda buat nyanyi lagu kemerdekaan.

Anak-anak lain berusaha menyemangati dengan doa.

Komentar

Kevin Anggara mengatakan…
Keren, bisa ngomong depan orang banyak gitu selama satu jam. Gue 5 menit aja udah ketar-ketir karena grogi bahahaha. Pantes, pas balik nggak bisa ngerjain pramugarinya karena.... ya taulah hahaha..
Radinna Nandakita mengatakan…
yah.. gue gak mau mati muda dikeroyok senior Vin..
Unknown mengatakan…
Wiw.... Habis nerbitin buku bakal calon standup comedy juga niihh.. Prikitiwwww...
Radinna Nandakita mengatakan…
seru juga kalo pramugari jadi pesertanya yaa? hahaha *langsung daftar
Unknown mengatakan…
hi mbak nanda
saya newbie di blog mbak nanda
wah, saya bener2 ngerasa tambah semangat setelah ngebaca pengalaman mbak
semoga nanti kita bisa ketemu di 'same sky' ya mbak
amin
:)

Postingan Populer