"Sisi Lain Lebaran"
Wah, gak berasa ya, ini udah lebaran kedua gue di Jakarta. Gue emang gak ngerayain lebaran, karena gue beragama Hindu (at least begitulah kata status di KTP gue), tapi gue selalu semangat menyambut malam takbiran. Akhirnya gue melihat sebuah perayaan yang jauh lebih meriah ketika gue masih bercokol di Bali dulu.
Ngomong-ngomong soal lebaran, gue pengen ngucapin selamat hari raya Idul Fitri 1434 Hijriah buat kalian yang merayakannya. Di hari yang penuh kemenangan ini, gue harap kalian semua bisa bersuka-cita bersama sanak keluarga kalian.
Gue juga turut berbangga pada kalian, para pramugari/pramugara yang beragama muslim dan melewatkan lebaran untuk kesekian kalinya tanpa berkumpul bersama keluarga. Melewatkan sholat Ied karena harus 'menerbangkan' penumpang ke kampung halaman mereka masing-masing dipagi buta. Melewatkan semarak kembang-api, lezatnya opor ayam yang dipadu ketupat, tradisi sungkeman bersama keluarga besar, dan masih banyak hal berharga lainnya.
Gue bisa merasakan kepedihan yang sama *gue kan pramugalau yang bisa berekspresi apa aja* ketika malam takbiran kemarin mendengar tangis senior gue yang sedang menelfon Ibunya di kampung. Tahun ini adalah tahun ketiga ia merayakan lebaran di daerah orang. Tapi tahun ini adalah tahun pertama bagi Ibunya merayakan lebaran sendirian. Ya, kali itu tepat setahun meninggal bokapnya senior gue. Sodaranya pada mencar ke kampung halaman suami mereka. Jadi gue tau, dia pasti ngerasa sedih dan bersalah banget karena ngebiarin Ibunya sendiri di rumah.
Berkali-kali gue denger senior gue mendendangkan lagu bertema lebaran, meskipun dengan nada pedih. Berkali-kali gue denger senior gue terisak 'kenapa besok ga cancel flight aja? Gue mau pulang....'. Berkali-kali juga gue mendapatinya termenung sembari terus-menerus melihat baju lebaran yang gak bisa ia gunakan tiga tahun terakhir ini.
'Sedih ya, beli baju lebaran bisa. Makenya gak bisa...'
Ternyata, dibalik kemeriahan hari kemenangan ini, ada setitik tangis disudut mata setiap pramugari/pramugara muslim kami yang kebetulan harus mengudara. Berbahagialah kalian yang bisa merayakannya dengan sempurna, bersama keluarga. Jangan sia-siakan momen berharga ini. Karena kita gak pernah tau, apakah lebaran tahun depan akan sesempurna tahun ini, atau tidak.
Minal Aidin ya Galaucomers, mohon maaf lahir dan batin :)
By the way, postingan kali ini gue dedicate khusus buat komunitas blogger terbesar seantero Indonesia : JAMBAN BLOGGER. Minal aidin yaa, dan selamat hari raya Idul Fitri buat semua anggota :)
Ngomong-ngomong soal lebaran, gue pengen ngucapin selamat hari raya Idul Fitri 1434 Hijriah buat kalian yang merayakannya. Di hari yang penuh kemenangan ini, gue harap kalian semua bisa bersuka-cita bersama sanak keluarga kalian.
Gue juga turut berbangga pada kalian, para pramugari/pramugara yang beragama muslim dan melewatkan lebaran untuk kesekian kalinya tanpa berkumpul bersama keluarga. Melewatkan sholat Ied karena harus 'menerbangkan' penumpang ke kampung halaman mereka masing-masing dipagi buta. Melewatkan semarak kembang-api, lezatnya opor ayam yang dipadu ketupat, tradisi sungkeman bersama keluarga besar, dan masih banyak hal berharga lainnya.
Gue bisa merasakan kepedihan yang sama *gue kan pramugalau yang bisa berekspresi apa aja* ketika malam takbiran kemarin mendengar tangis senior gue yang sedang menelfon Ibunya di kampung. Tahun ini adalah tahun ketiga ia merayakan lebaran di daerah orang. Tapi tahun ini adalah tahun pertama bagi Ibunya merayakan lebaran sendirian. Ya, kali itu tepat setahun meninggal bokapnya senior gue. Sodaranya pada mencar ke kampung halaman suami mereka. Jadi gue tau, dia pasti ngerasa sedih dan bersalah banget karena ngebiarin Ibunya sendiri di rumah.
Berkali-kali gue denger senior gue mendendangkan lagu bertema lebaran, meskipun dengan nada pedih. Berkali-kali gue denger senior gue terisak 'kenapa besok ga cancel flight aja? Gue mau pulang....'. Berkali-kali juga gue mendapatinya termenung sembari terus-menerus melihat baju lebaran yang gak bisa ia gunakan tiga tahun terakhir ini.
'Sedih ya, beli baju lebaran bisa. Makenya gak bisa...'
Ternyata, dibalik kemeriahan hari kemenangan ini, ada setitik tangis disudut mata setiap pramugari/pramugara muslim kami yang kebetulan harus mengudara. Berbahagialah kalian yang bisa merayakannya dengan sempurna, bersama keluarga. Jangan sia-siakan momen berharga ini. Karena kita gak pernah tau, apakah lebaran tahun depan akan sesempurna tahun ini, atau tidak.
Minal Aidin ya Galaucomers, mohon maaf lahir dan batin :)
By the way, postingan kali ini gue dedicate khusus buat komunitas blogger terbesar seantero Indonesia : JAMBAN BLOGGER. Minal aidin yaa, dan selamat hari raya Idul Fitri buat semua anggota :)
Komentar