PROFILE : Intan, Eks Pramugari Kereta
Hari ini gue terbang ke Padang dengan salah satu junior gue yang punya cerita hebat sebelum ia menjadi seorang pramugari. Mudah-mudahan cerita ini bisa menginspirasi dan memotivasi kalian semua.
Namanya Intan, ia tergabung di batch 147. Sayang gue gak punya fotonya. Sebagai seorang wanita normal yang bukan penyuka sesama jenis, dengan terus terang gue mengakui dia sangat manis. Facenya seolah dibuat untuk selalu tersenyum bahkan ketika ia tidak menginginkannya. Kulitnya coklat gelap, lebih eksotis daripada warna coklat bikinan yang dipakai para artis. Tidak cantik, tapi dia menarik. Dan seperti yang gue pernah bilang, pramugari gak harus cantik. Yang paling penting dia menarik.
Sebelum bergabung di maskapai, ia adalah seorang pramugari kereta. Gue gak pernah tau bahwa di kereta api juga ada pramugarinya. Pekerjaannya dulu memang tidak serumit saat sekarang menjadi pramugari pesawat. Kastanya pun bisa dikata jauh berbeda. Benar-benar seperti langit dan bumi. Sekarang ia bekerja di langit, dulu bekerja di bumi. Ya, langitnya masih di bumi sih, itu kan perumpamaan doank. Gak usah protes deh!
“Kerjanya gampang, Cuma nawarin makanan doank. Atau bantu-bantu kalo penumpang perlu bantuan. Jurusan saya kebetulan Cuma Jakarta-Surabaya atau Surabaya-Jakarta. Perjalanannya kurang lebih 12 jam. Nanti udah sampe Surabaya nginepnya di mess, kalo sekarang setelah jadi pramugari beneran kan nginepnya di hotel berbintang,” paparnya ketika gue PAKSA bercerita tentang pekerjaan lamanya. “Dulu gajinya ya UMR Jakarta, Cuma 1,5 juta. Eh sekarang angka 0 tambah satu. Alhamdulillah,” gue bengong. Kerja secapek itu Cuma dapet 1,5 juta? Sementara sekarang dapet 10x lipatnya hingga 15 juta? Gue jadi ngerasa malu kalo akhir-akhir ini suka ngeluh karena delay berkepanjangan tapi gaji ga nambah. FYI, delay itu ga dihitung uang terbang loh. Jadi jangan pada mikir pramugari seneng kalo delay berjam-jam. Mereka nangis dalam hati, waktu istirahatnya kepotong tapi isi dompet gak nambah.
Gue bangga melihat perjuangannya yang sangat bercita-cita menjadi seorang pramugari. Untuk mengawali karirnya, ia gak pernah malu menceritakan masa lalunya sebagai seorang pramugari kereta. Gue juga gak pernah meragukan kemampuannya hanya karena dulunya ia adalah seorang pramugari kereta. Dari kecakapannya berbicara, gue tau bahwa dia bukanlah sembarang pramugari kereta.
“Ah, tapi saya gak langsung diterima kok Mbak. Sebelumnya selalu gagal. Tapi istilahnya belajar dari pengalaman, saya coba terus dengan perbaikan dari kesalahan-kesalahan kemarin. Jadi dirumah saya udah hapalin tuh kira-kira bakal jawab apa nanti pas interview. Dan karena udah tau tipe-tipe pertanyaannya, jadi makin sering coba tes, ya makin mantap. Padahal saya gak dapet restu orangtua lo Mbak! Ibu saya malah bilang saya mimpinya ketinggian. Tapi ya saya pakai untuk pemacu semangat aja. Kalo saya anggap sebagai halangan, ya saya gak bakal jadi pramugari beneran kaya sekarang,” jelasnya lagi ketika gue KEPO tentang perjuangannya menjadi pramugari udara. Dia benar-benar berusaha, dan mau belajar dari kesalahan. Banyak wannabees yang mengeluh ini-itu berbagai alasan yang akhirnya harus memupuskan impian mereka menjadi seorang pramugari. Bukan berarti gue bilang pekerjaan gue sangat recommended, hanya saja mereka terlanjur bilang ‘aku PENGEN BANGET jadi pramugari Mbak!’ tapi karena beberapa alasan mereka memilih menyerah dengan mudah. Dimata gue, mereka hanyalah ABABIL yang gak bisa membedakan mimpi atau keinginan sesaat. Ketika mereka nantinya berhasil meraih impiannya dan menemukan kenyataan bahwa ada sisi pahit dari mimpinya itu, gue yakin ia tidak akan konsekuen dan commit lagi dengan keputusannya.
“Saya lebih seneng jaman-jaman jadi pramugari kereta dulu sih Mbak. Seneng suasana kekeluargaannya. Kalo disini kan banyak yang muka dua, banyak yang suka menjatuhkan. Suasana kerjanya gak enak. Tapi yah, semua pekerjaan pasti ada enak dan gak enaknya. Jadi dijalanin aja. Yang penting saya berhasil mewujudkan cita-cita saya!”
Well, dear Intan… Sebenarnya lo juga menunjukkan ke Ibu lo, bahwa mimpi lo mungkin memang tinggi, tapi lo berhasil mendaki dan berada di puncaknya. Dengan segala perjuangan dan pengalaman lo dulunya, gue harap banyak orang yang bisa memetik hikmah yang tersirat dari tulisan gue ini. 10 thumbs up for you! #pinjem jempol
Add caption |
Komentar
Intan salah satunya.. Di saat org lain meragukann bahkan ibunya sendiri, dia ttp berjuang meraih mimpinya...
Salah satunya si pramugari galau ini juga..
Mimpinya jadi penulis bentar lagi juga terkabul kann... Congratsss yaaaaaaa for intan n yuhh pramugari galauuuwww.. (Y)
Dan, gue baru tahu kalo pramugari gajinya 15 juta. :o
edit: ternyata udah jadi mau bikin buku ya? uyee. Keren sekali.
Salam buat kak Intan *eh*
Ketemu jg gw orang kaya intan yg gak malu mengakui masa lalunya. bbrapa orang yg gw kenal malah jaim, pdahal gw tau (dari org lain yg mengetahui masa lalunya sih) sblumnya dia pernah kerja jd SPG mobil, pernah jadi cashier di Matahari atau XXI. macem-macem deh. Tapi kebanyakan menolak untuk membagi kisahnya karena takut tidak diterima kalangan sosialita pramugari yg hedonis. ckckck.. pdhal kisah-kisah mrka itu sangat layak untuk dibagi sbg motivasi bwt orang lain. bahwa ada banyak jalan menuju Roma. Kdg emang hrs ngelewatin gang dolly dulu, kadang harus ngelewatin kampung kumuh dulu. macem macem deh.. yg penting pd akhirnya ia berhasil mencapai cita-citanya. ia berhasil berada di ROMA-nya sndiri.
amin
Intan ini opposite pengalamannya dengan gue... Selamat berjuang Intan..
Saya dulu pramugari, sekarang malah mau jadi pramugari kereta api...
tapi ane kburu nglanjut kerja ditempat lain dan terikat kontrak mba :)
semangat ya buat mbak intan
tapi ane kburu nglanjut kerja ditempat lain dan terikat kontrak mba :)
semangat ya buat mbak intan
saya mantan penyiar radio dan semoga bisa jadi pramugara di Lion aamiin
:-D
eks reska banyak juga yang sukses,mao tapaktilas tante intan ahh...
kbtulan bsok ada walk in interview Reska