Thanks, Haters....
Halo, selamat pagi! Hari ini gue akan menghabiskan hari libur gue untuk menulis. Postingan pertama mungkin bernada kesal sekaligus sedih. Kalo kalian baca cerita lengkapnya pasti kalian ikutan sedih. Eh, sedih atau bahagia ya kalian? Ga tau deh. Ga usah dikasi tau, ntar gue malah tambah sedih. Ihik :'(
Kesedihan gue berawal ketika gue suka sharing cerita 'Pak Pilot Diaries' yang berisi hal-hal menyebalkan *bagi Maherda* sekaligus hal menyenangkan *bagi gue* yang gue share di blog. Semuanya tentang diary yang kemungkinan ditulis Maherda kalo gue beliin dia buku diary suatu hari. Kalian bisa baca Diary Pak Pilot atau Pak Pilot Diaries 2 untuk mengetahui cerita mengenaskan itu.
Seiring dengan banyaknya jumlah penayangan untuk kedua postingan tersebut, akhirnya muncul 'like and dislike' dari para pembaca. Wajar. Bahkan penulis terkenal sekelas J.K Rowling pun pernah dihujat oleh beberapa orang atas fantasinya yang luar biasa itu *sampe saat ini gue juga bingung, dimana letak buruk dari daya khayal yang cetar itu*. Tapi uji kesabaran datang ketika ada perusuh di akun twitter gue yang ntah sadar atau tidak sangat menyinggung lubuk hati gue yang sedalam sumur di rumah. Setiap kali gue tweet postingan terbaru gue, ada aja komentarnya yang dihubung-hubungkan dengan postingan Pak Pilot Diaries itu. Gue benar-benar terlihat sebagai tokoh antagonis, semacam cewek jahat yang sangat menyebalkan *oke, gue tau gue menyebalkan* dan selalu menindas pacar gue tercinta. Gue berusaha sabar dan tetap membalas tweet-nya dengan canda, meskipun dalem hati gue sangat ingin berkata, 'urusan apa sih lo sama hubungan gue?'.
Ujian kedua datang dari sebuah message yang gue temukan di akun facebook Maherda. Sebuah message dari gadis *atau ibu-ibu?* yang gue samarkan namanya menjadi Seli. Bukaann, kok kalian langsung ngebayangin lagu anak-anak yang itu?
'Selly... guk-guk-guk! Kemari... guk-guk-guk! Ayo lari-lari...'
Bukan yang itu kok. Gak mungkin lah ada anjing punya akun facebook. Ngaco. Nah, Mbak/Ibu Seli ini mengirim message yang awalnya minta maaf dalam rangka lebaran. Hal berikutnya dia mengatakan bahwa dia sudah membaca postingan Pak Pilot Diaries di blog gue dan sangat menyayangkan kenapa Maherda bertahan dengan gue.
'Mudah-mudahan gak kejadian beneran ya si Dinna kaya gitu ke kamu. Hahaha, mending kamu sama aku aja deh, dijamin aman dan nyaman. Aku maunya comment langsung di blog Dinna, tapi ntar dia malah ngamuk-ngamuk. Mending aku message langsung ke kamu.'
Begitulah kira-kira isi message-nya yang gue kutip karena gue lupa-lupa-gitu-deh sama isi lengkapnya. Duh, gue jadi sedih. Syukurnya Maherda gak menanggapi pernyataan Seli dan hanya membalas dengan 'ber-minal aidzin ria' aja.
Kalo kalian di posisi gue, apa yang bakal kalian lakukan, wahai GalauComers? What? Bakar mereka berdua hidup-hidup? Gak lah. Yang salah sebenernya bukan mereka. Yang salah itu gue, karena mengumbar hubungan gue di blog yang seharusnya menjadi privacy bagi kami berdua. Eh, gak cuma kami deng, temen-temen gue pada tau gimana keseharian tingkah gue yang suka galau gak jelas gini. Tapi gue menulis Pak Pilot Diaries sama sekali gak ada unsur untuk menjelekkan nama gue sendiri. Gue gak pernah bermaksud menciptakan image cewek jahat super nyebelin yang hobinya nindas pacar sendiri. Tentu engga. Okeh, kadang gue emang gak waras. Tapi gak buat hal yang satu itu.
Baiklah, yang salah gue karena terlalu jujur tentang kebandelan-kebandelan yang gue share di blog. Tapi memang begitulah kenyataannya. Gue hanya ingin berbagi tawa. Karena setelah dipikir-pikir, lucu juga ya hubungan kami? Maherda begitu sabar, dan gue begitu jahil. Tapi kami tetap bertahan. Kenapa? Karena masing-masing dari kami sadar, gak ada manusia yang sempurna. Dibandingkan dengan kekurangan masing-masing, masih ada banyak kelebihan yang membuat kami mempertahankan satu sama lain.
Gue udah pernah merasakan 'berselingkuh' dan juga merasakan 'diselingkuhi'. Itu seperti lingkaran karma yang gak pernah berhenti. Gue memutuskan, gak ada yang lebih baik daripada sebuah kejujuran. Maka dari itu, gue sangat jujur dan terbuka dengan Maherda. Apapun gue ceritakan. Digoda co-pilot lain *yang lucunya ternyata temen Maherda sendiri*, didekati co-pilot bule, naksir co-pilot yang mirip dia, bahkan kenyataan bahwa beberapa hari lalu gue sempat dihubungi mantan gue yang sedang melanjutkan sekolah penerbangnya di luar negeri, gue selalu berusaha mengatakannya dengan jujur. Karena gue tau, Maherda gak bakal berani marah-marah dan nge-PHK gue sebagai pacarnya. Dan gue tau, sepahit-pahitnya kejujuran, itu akan berujung baik daripada setitik manis dari kebohongan.
Oke, kelebihan gue mungkin hanya itu, 'lebih jujur' daripada mantan-mantan Maherda sebelumnya. Tapi gue yakin Maherda gak tolol. Dia gak akan bertahan selama 1 tahun ini kalo gue emang gak pantes buat dipertahankan.
Jadi, buat kalian kedua mahluk yang sudah under-estimate dengan gue, gue gak lagi peduli dengan koar-koar kalian. Semakin banyak ujian kesabaran gue, itu akan menjadi tantangan buat mendewasakan diri gue lagi nantinya. :D
Kesedihan gue berawal ketika gue suka sharing cerita 'Pak Pilot Diaries' yang berisi hal-hal menyebalkan *bagi Maherda* sekaligus hal menyenangkan *bagi gue* yang gue share di blog. Semuanya tentang diary yang kemungkinan ditulis Maherda kalo gue beliin dia buku diary suatu hari. Kalian bisa baca Diary Pak Pilot atau Pak Pilot Diaries 2 untuk mengetahui cerita mengenaskan itu.
Seiring dengan banyaknya jumlah penayangan untuk kedua postingan tersebut, akhirnya muncul 'like and dislike' dari para pembaca. Wajar. Bahkan penulis terkenal sekelas J.K Rowling pun pernah dihujat oleh beberapa orang atas fantasinya yang luar biasa itu *sampe saat ini gue juga bingung, dimana letak buruk dari daya khayal yang cetar itu*. Tapi uji kesabaran datang ketika ada perusuh di akun twitter gue yang ntah sadar atau tidak sangat menyinggung lubuk hati gue yang sedalam sumur di rumah. Setiap kali gue tweet postingan terbaru gue, ada aja komentarnya yang dihubung-hubungkan dengan postingan Pak Pilot Diaries itu. Gue benar-benar terlihat sebagai tokoh antagonis, semacam cewek jahat yang sangat menyebalkan *oke, gue tau gue menyebalkan* dan selalu menindas pacar gue tercinta. Gue berusaha sabar dan tetap membalas tweet-nya dengan canda, meskipun dalem hati gue sangat ingin berkata, 'urusan apa sih lo sama hubungan gue?'.
Ujian kedua datang dari sebuah message yang gue temukan di akun facebook Maherda. Sebuah message dari gadis *atau ibu-ibu?* yang gue samarkan namanya menjadi Seli. Bukaann, kok kalian langsung ngebayangin lagu anak-anak yang itu?
'Selly... guk-guk-guk! Kemari... guk-guk-guk! Ayo lari-lari...'
Bukan yang itu kok. Gak mungkin lah ada anjing punya akun facebook. Ngaco. Nah, Mbak/Ibu Seli ini mengirim message yang awalnya minta maaf dalam rangka lebaran. Hal berikutnya dia mengatakan bahwa dia sudah membaca postingan Pak Pilot Diaries di blog gue dan sangat menyayangkan kenapa Maherda bertahan dengan gue.
'Mudah-mudahan gak kejadian beneran ya si Dinna kaya gitu ke kamu. Hahaha, mending kamu sama aku aja deh, dijamin aman dan nyaman. Aku maunya comment langsung di blog Dinna, tapi ntar dia malah ngamuk-ngamuk. Mending aku message langsung ke kamu.'
Begitulah kira-kira isi message-nya yang gue kutip karena gue lupa-lupa-gitu-deh sama isi lengkapnya. Duh, gue jadi sedih. Syukurnya Maherda gak menanggapi pernyataan Seli dan hanya membalas dengan 'ber-minal aidzin ria' aja.
Kalo kalian di posisi gue, apa yang bakal kalian lakukan, wahai GalauComers? What? Bakar mereka berdua hidup-hidup? Gak lah. Yang salah sebenernya bukan mereka. Yang salah itu gue, karena mengumbar hubungan gue di blog yang seharusnya menjadi privacy bagi kami berdua. Eh, gak cuma kami deng, temen-temen gue pada tau gimana keseharian tingkah gue yang suka galau gak jelas gini. Tapi gue menulis Pak Pilot Diaries sama sekali gak ada unsur untuk menjelekkan nama gue sendiri. Gue gak pernah bermaksud menciptakan image cewek jahat super nyebelin yang hobinya nindas pacar sendiri. Tentu engga. Okeh, kadang gue emang gak waras. Tapi gak buat hal yang satu itu.
Baiklah, yang salah gue karena terlalu jujur tentang kebandelan-kebandelan yang gue share di blog. Tapi memang begitulah kenyataannya. Gue hanya ingin berbagi tawa. Karena setelah dipikir-pikir, lucu juga ya hubungan kami? Maherda begitu sabar, dan gue begitu jahil. Tapi kami tetap bertahan. Kenapa? Karena masing-masing dari kami sadar, gak ada manusia yang sempurna. Dibandingkan dengan kekurangan masing-masing, masih ada banyak kelebihan yang membuat kami mempertahankan satu sama lain.
Gue udah pernah merasakan 'berselingkuh' dan juga merasakan 'diselingkuhi'. Itu seperti lingkaran karma yang gak pernah berhenti. Gue memutuskan, gak ada yang lebih baik daripada sebuah kejujuran. Maka dari itu, gue sangat jujur dan terbuka dengan Maherda. Apapun gue ceritakan. Digoda co-pilot lain *yang lucunya ternyata temen Maherda sendiri*, didekati co-pilot bule, naksir co-pilot yang mirip dia, bahkan kenyataan bahwa beberapa hari lalu gue sempat dihubungi mantan gue yang sedang melanjutkan sekolah penerbangnya di luar negeri, gue selalu berusaha mengatakannya dengan jujur. Karena gue tau, Maherda gak bakal berani marah-marah dan nge-PHK gue sebagai pacarnya. Dan gue tau, sepahit-pahitnya kejujuran, itu akan berujung baik daripada setitik manis dari kebohongan.
Oke, kelebihan gue mungkin hanya itu, 'lebih jujur' daripada mantan-mantan Maherda sebelumnya. Tapi gue yakin Maherda gak tolol. Dia gak akan bertahan selama 1 tahun ini kalo gue emang gak pantes buat dipertahankan.
Jadi, buat kalian kedua mahluk yang sudah under-estimate dengan gue, gue gak lagi peduli dengan koar-koar kalian. Semakin banyak ujian kesabaran gue, itu akan menjadi tantangan buat mendewasakan diri gue lagi nantinya. :D
Komentar
Jadi beruntunglah kalian, saling mengerti satu sama lain. :D
Thanks anyway
Tetep pertahankan postingan kaya gitu mba. Biar gak monoton blognya wkwk
sepertinya orang mengamuk ga akan seperti ini. terlebih saya. Btw, terima kasih sudah mengakuinya. saya ga sebut nama anda lo yaa
Thursday14:04
Sally Almira
Baru baca blognya Dinna diary Pak Pilot 2.. Ampyun deh semoga dlm hubungan nyata kalian ga spt itu yah? Kasian banget sih kamu, mending kamu sm gw aja deh bakalan aman dan tenang hehhe.. Tadinya pengen kasi komen di blog Dinna kayak gitu tp drpd nti Dinna ngamuk dan musuhin gw mending krm mssg pd dirimu saja hahhaha.. Met Lebaran ya Pak Pilot, mohon maaf lahir batin...
kalo mbak Dinna udah nulis kudu siap di kritik, dibenci apapun itu bentuknya..
tp jgn sampe kritikan itu membuat ciut semangat nulisnya mbak..
klo ciut gtu aja berarti berkarya cm ingin dipuji orang..
tp klo tetap semangat itu berarti ga mengejar pujian org, tp bener2 ingin berbagi dg semua org :)
terus aja berkarya, krn pasti masih ada org2 yg menanti setiap karya yg mbak buat :D
seperti pengarang Shingeki no Kyojin (Attack of Titan) - Hajime Isayama bahkan di ancem bakalan di bunuh ama para pembacanya, toh tetep aja Hajime Isayama meneruskan karyanya menulis cerita itu.. :D
IMHO as Reader
Gitu mbak.. maaf lo mbak, ga niat ngatain. mbak bs berpendapat, sy hargai pendapat mbak dan sy ucapkan terima kasih. sbg balasanny, biarkan kami brpendapat ttg mbak juga, ga papa kan? Jadi itulah pendapat kami.
Gak doonnkk, byk kritik *bahkan dr pacar sndiri* ttg tulisan sy dan itu mmbuat sy bersemangat untuk mmperbaiki gaya tulisan sy stiap harinya :)
Salut buat keberanianmu "buka pintu" dan ngijinin orang lain melihatnya.. tetep nulis sebagai diri kamu ya... #tetep seruu..tetep galauw...tetep ramee...tetep lutjuuu..
gaya penulisanmu bikin saya pengen balik ke gaya tulis santai lagi.. hehe..
gara-gara postingan fb temen yang nulis ladiestraveler saya nyasar kemari dan keterusan..
pas baca tulisan ini jadi gereget comment dan bangun deh dari status silent reader.
salam -panas- dari blogger galau Korea ya.. sesama penggalau wajib kasih semangat..
*jadi terinspirasi bikin tulisan peneliti galau
haha..