I Miss U, Bli Putu...
10 Juli yang lalu gue pulang berlibur ke Bali selama 3 hari dua malam. Gue berangkat pukul 14.45 WIB dari Jakarta dan tiba pukul 17.30 WITA di Denpasar. Dengan dijemput seluruh anggota keluarga gue (Ibu, Bapak, Bli Dek, Mbok Amik dan kedua ponakan kesayangan gue, Pandu dan Rama), kami langsung meluncur ke Klungkung, rumah kakak pertama gue dan istrinya, Mbok Amik.
Kakak Pertama gue biasa gue panggil Bli Putu. Beliau sudah meninggal 1 tahun yang lalu, 8 Juli 2012 karena serangan jantung di usianya yang ke 33 tahun. Beliau meninggalkan gue, istrinya, dan kedua buah hatinya yang masih teramat kecil.
Gue dan Bli Putu mungkin memiliki hubungan seperti ayah dan anak karena perbedaan umur yang cukup jauh. Gue sangat menyayanginya, lebih dari apapun. Dan tentu, gue juga menyayangi kedua ponakan gue itu. Kadang gue ngerasa bersalah tiap kali gue menerima telfon dari keponakan gue yang selalu menyatakan kerinduan mereka kepada Bapaknya. Harusnya gue ada di Bali, membesarkan hati keluarga gue yang masih sangat kehilangan.
Jadi gue pulang dengan berbagai oleh-oleh. Mulai dari tas, alat make-up, hingga mainan. Gue menghabiskan cukup banyak untuk kepulangan gue. Tapi gue sama sekali tidak menyesalinya. Awalnya, gue berpikir semua oleh-oleh ini akan membuat perasaan bersalah gue hilang Tapi ternyata tidak. Gue tetap merasakannya, dan ditambah parah dengan kerinduan gue terhadap Bli Putu.
'Bli, mudah-mudahan Bli ada paket internetan sekarang. Ugek pengen Bli liat blog ugek. Ugek janji, Ugek akan berusaha lebih keras untuk membawa naskah-naskah Ugek ke penerbit. Ugek akan menulis, dan terus menulis. And I will always love u, more than everything.'
Kakak Pertama gue biasa gue panggil Bli Putu. Beliau sudah meninggal 1 tahun yang lalu, 8 Juli 2012 karena serangan jantung di usianya yang ke 33 tahun. Beliau meninggalkan gue, istrinya, dan kedua buah hatinya yang masih teramat kecil.
Gue dan Bli Putu mungkin memiliki hubungan seperti ayah dan anak karena perbedaan umur yang cukup jauh. Gue sangat menyayanginya, lebih dari apapun. Dan tentu, gue juga menyayangi kedua ponakan gue itu. Kadang gue ngerasa bersalah tiap kali gue menerima telfon dari keponakan gue yang selalu menyatakan kerinduan mereka kepada Bapaknya. Harusnya gue ada di Bali, membesarkan hati keluarga gue yang masih sangat kehilangan.
Jadi gue pulang dengan berbagai oleh-oleh. Mulai dari tas, alat make-up, hingga mainan. Gue menghabiskan cukup banyak untuk kepulangan gue. Tapi gue sama sekali tidak menyesalinya. Awalnya, gue berpikir semua oleh-oleh ini akan membuat perasaan bersalah gue hilang Tapi ternyata tidak. Gue tetap merasakannya, dan ditambah parah dengan kerinduan gue terhadap Bli Putu.
'Bli, mudah-mudahan Bli ada paket internetan sekarang. Ugek pengen Bli liat blog ugek. Ugek janji, Ugek akan berusaha lebih keras untuk membawa naskah-naskah Ugek ke penerbit. Ugek akan menulis, dan terus menulis. And I will always love u, more than everything.'
Komentar